Jorge Lorenzo mengaku sangat betah bersama Yamaha. Pasalnya, sejak tim asal Jepang itu merekrutnya pada 2008, dia mendapatkan apa yang melebihi ekspektasinya.
"Yamaha selalu memberikan yang maksimal dan saya merasa di level yang tinggi. Itu terlihat ketika pergi ke mana pun, saya mendapat penerbangan yang bagus dan ditempatkan di hotel yang indah. Pokoknya, Yamaha memberikan semua yang sebelumnya tidak pernah saya rasakan," ujar juara dunia 2010 tersebut dalam wawancara di Hotel Mulia, Jakarta, Minggu (15/1/2012).
Sebelum terjun ke MotoGP dan melakukan debutnya bersama Yamaha, Lorenzo sempat memperkuat tiga tim. Di kelas 125 cc selama tiga musim, pebalap Spanyol ini menunggang Derbi RS 125. Kemudian, pada musim pertama di kelas 250 cc, dia menunggang Honda RS250RW sebelum pindah ke Fortuna Lotus Aprilia (motor Aprilia RSW 250).
Pebalap berusia 24 tahun tersebut, yang menjadi juara dunia kelas 250 cc pada 2006 dan 2007, merasakan perhatian yang begitu besar dari Yamaha. Maka, tak heran jika dia tak sedikit pun punya keinginan untuk pindah ke tim lain selama masih mendapat kepercayaan penuh.
"Saya ingat pertama kali masuk rumah sakit. Dibandingkan dengan ketika masih di Aprilia, semuanya jauh berbeda. Yamaha menempatkan saya di rumah sakit yang begitu nyaman.
"Selain itu, Yamaha memberikan motor yang sangat bagus dan potensial untuk terus meraih prestasi, serta semuanya sangat maksimal," jelas Lorenzo, yang mengakui dirinya ingin menghabiskan karier di tim Garpu Tala tersebut.
Mengenai hubungannya dengan Ben Spies sebagai rekan setimnya, Lorenzo merasa tak ada masalah. Bahkan, menurutnya, mereka saling mendukung sehingga bisa tampil maksimal. Inilah yang tidak dirasakan ketika dirinya masih setim dengan legenda MotoGP yang sudah hijrah ke Ducati, Valentino Rossi.
"Ben adalah pebalap yang hebat, kuat, dan rendah hati. Ini menjadi motivasi agar tetap bisa bersamanya sehingga kami berdua bisa berusaha sekuat tenaga untuk mendorong hingga limit. Relasi kami juga sangat bagus."
Sebelum bertandem dengan Spies, Lorenzo lebih dulu menjadi rekan setim Rossi. Sayang, hubungannya dengan juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut tidak harmonis, bahkan di garasi Yamaha terdapat tembok pemisah antara dirinya dan Rossi. Namun, tembok itu diruntuhkan sejak musim lalu ketika Rossi memutuskan pindah ke Ducati dan Spies yang sebelumnya menjadi andalan tim satelit Yamaha Tech 3 ditarik ke tim pabrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar