TRIBUNNEWS.COM – Jorge Lorenzo punya nazar. Jika menang pada balapan di Sirkuit Silverstone, Inggris (1/9/2013), ia bersama timnya akan ramai-ramai dicukur dengan gaya rambut mohawk. Yang terjadi kemudian, Lorenzo terlibat duel seru dengan dua rivalnya dari Repsol Honda, Marc Marquez, serta Dani Pedrosa, sebelum akhirnya sukses finis pertama.
Maka, Lorenzo dan timnya pun langsung menunaikan nazar mereka. Ia kemudian mengunggah foto dirinya dan timnya dengan potongan rambut mohawk di instagram. "Pada Kamis lalu, saya menantang tim untuk membuat potongan rambut spesial (dan bodoh) jika menang di Inggris. Dan inilah hasilnya.#team Mohawk," tulis Lorenzo.
Sebelumnya, di akun facebooknya, Lorenzo pun menulis bahwa ia memang sangat membutuhkan kemenangan tersebut untuk memelihara peluang bersaing memperebutkan gelar juara MotoGP musim ini.
Tak pernah menang lagi sejak balapan di Catalan, Lorenzo pun kini menyalakan lagi harapan mempertahankan gelar juara. Ia memang tetap berada di peringkat tiga klasemen sementara, namun poin Lorenzo kini tak terlalu jauh dengan dua rivalnya dari Repsol Honda. Ia mencatatkan 194 poin, sedang Dani Pedrosa di peringkat dua dengan 203 poin, dan Marc Marquez masih bertakhta di pemuncak klasemen dengan 233 poin.
"Halo semua! Kita membutuhkan kemenangan ini. Terima-kasih untuk Yamaha, dan para kru yang telah bekerja keras selama ini," tulis Lorenzo di facebooknya yang dilike oleh hampir 800 ribu orang ini.
Lorenzo membalap dengan tekanan penuh dari Marquez dan Pedrosa. Pekan lalu, di GP Ceko, Lorenzo juga memimpin hampir sepanjang balapan, hingga akhirnya terlewati duo Honda tersebut dan harus puas dengan finis ketiga.
Tak ingin mengulang hasil yang sama, Lorenzo berusaha keras untuk mempertahankan posisinya. Tiga kali terlewati Marquez, dia selalu berhasil merebut kembali posisinya, dan akhirnya finis pertama.
"Ini merupakan salah satu balapan terbaik yang pernah saya jalani. Saya sangat senang dan puas. Ini adalah kemenangan yang penting. Saya berusaha keras sejak awal balapan untuk memperlebar jarak, tetapi tidak bisa," katanya.
"Marc tak pernah menyerah, meskipun dia mendapat sedikit cedera setelah pemanasan. Dia melewati saya tiga putaran sebelum balapan berakhir, lalu saya pelajari dia sebentar selama satu putaran. Saya melihat dia kesulitan dalam beberapa kali pengereman, jadi saya melewatinya di tikungan di mana dia jatuh," ujarnya lagi.
Ia mengaku, tadinya sempat merasa tak bakal jadi juara. "Saya membalap dengan kecepatan maksimal pada putaran terakhir. Saya sedikit menjauh, tetapi membuat kesalahan saat mengerem dan hampir mengalami kecelakaan. Ketika dia melewati saya di tiga tikungan terakhir sebelum finis, saya berpikir ini sudah berakhir, dan saya di posisi dua lagi."
Kemudian, Lorenzo pun menemukan "momen of the truth" ketika Marquez sedikit keluar dari jalur. "Tetapi, dia sedikit keluar saat tikungan terakhir, jadi saya berpikir 'sekarang atau tidak' dan saya mencobanya. Saya berhasil. Sejujurnya, sekarang saya tidak berpikir soal (perebutan) juara dunia. Saya berpikir hanya untuk menikmati kemenangan yang sangat spesial ini," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar