Blogger Widgets

Senin, 11 April 2011

Giliran Lorenzo Kritik Kinerja "Marshal"

Pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, ikut memberikan tanggapan atas perlakukan para marshal setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan Valentino Rossi dan Casey Stoner, pada seri kedua MotoGP 2011 di Jerez, Spanyol, Minggu (3/4/11). Pebalap Spanyol ini mengaku kecewa dengan tindakan pilih kasih dari para petugas di pinggir lintasan tersebut.

Memang, saat terjadi kecelakaan pada lap kedelapan waktu motor Rossi ikut menyeret motor Stoner ke luar lintasan, para marshal langsung bergegas membantu mereka. Tetapi, mereka (marshal) lebih dulu membantu Rossi, yang tertindih motornya, setelah itu baru memperhatikan Stoner. Tak berapa lama, Rossi langsung ngacir dengan Ducati Desmosedici GP11 untuk melanjutkan lomba--akhirnya finis di urutan lima--, sedangkan Stoner terpaksa masuk garasi karena kondisi Honda RC212V miliknya tak memungkinkan untuk terus berkompetisi.

Tindakan marshal ini sempat mendapat reaksi negatif dari Stoner. Kini, giliran Lorenzo yang angkat bicara. Tetapi secara keseluruhan, kinerja para marshal di Jerez tersebut mendapat kritikan, termasuk oleh pebalap Gresini Honda, Marco Simoncelli, yang merasa tidak mendapat bantuan saat kecelakaan di lap 12.

"Tentu saja Valentino Rossi tidak ingin mengalami kecelakaan. Tetapi itu bisa terjadi kepada siapapun, termasuk kepada saya. Casey tidak melakukan sesuatu yang buruk dalam kecelakaan tersebut, dan dia membalap dengan sangat baik sehingga tidak layak mendapatkan ini," ujar Lorenzo, yang meraih kemenangan di seri kedua tersebut.

"Ada orang yang memberitahu saya, bahwa para marshal menolong Rossi, tetapi tidak bagi Casey, dan jujur, ini saya tidak suka. Saya lebih senang jika pertolongan itu diberikan secara adil, tanpa memihak seperti ini. Tetapi memang, dalam keadaan seperti ini para marshal juga gugup dan kadang-kadang sulit bereaksi dengan sempurna."

Namun, kecelakaan yang menimpa Rossi dan Stoner (juga Simoncelli) justru memberikan keuntungan kepada Lorenzo. Mantan juara dunia dua kali kelas 250cc tersebut tak mendapat saingan, sehingga di depan 125.000 pendukungnya, dia berhasil menjadi pemenang di lintasan yang basah. Ini menjadi hasil paling tak terlupakan, karena untuk pertama kali dalam kariernya, Lorenzo memenangi balapan di trek basah--hasil tersebut juga membuat Lorenzo untuk kedua kalinya secara berturut-turut menjuarai GP Spanyol.

25 poin yang dihasilkan pada balapan 27 lap ini membuat Lorenzo memimpin klasemen sementara. Dua unggul sembilan poin atas kompatriotnya, Dani Pedrosa, yang finis di posisi dua pada balapan tersebut.

Lorenzo Sengaja Ceburkan Diri ke Danau Senin

GERNO DI LESMO - Jorge Lorenzo mengaku sengaja merayakan kemenangan di Jerez, Spanyol dengan menceburkan diri ke sebuah danau didekat lintasan.

Seperti diketahui, Lorenzo berhasil menggenggam kemenangan perdana di MotoGP 2011 di Sirkuit Jerez. Pembalap andalan Yamaha Racing mengalahkan rekan senegaranya Dani Pedrosa. Setelah juara, Lorenzo langsung menceburkan diri ke sebuah danau.

Namun, berbeda dengan tahun lalu, sepertinya kali ini Lorenzo terpeleset sebelum jatuh ke danau yang terletak dekat di lintasan itu. Lantas, muncul sebuah pertanyaan apakah juara bertahan MotoGP itu sengaja menceburkan diri atau tidak.

"Saya memang ingin merayakan kemenangan dengan para fans. Saya senang dapat melakukannya bersama para penggemar saya. Kemudian, saya bertanya kepada mereka: 'Apakah saya lompat ke danau atau tidak'," jelas Lorenzo.

"Mereka berkata 'Ya', jadi saya memutuskan untuk lompat," tandas pembalap yang saat ini memuncaki klasemen pembalap MotoGP tersebut, sebagaimana dilansir dari Crash.net, Senin (14/4/2011).

Akibatnya, Lorenzo membutuhkan pertolongan sejumlah orang untuk naik ke atas. Sebab, jaket motor yang digunakan olehnya sangat berat.

Senin, 04 April 2011

Lorenzo Sempat Sulit Fokus Balapan

JEREZ – Jorge Lorenzo menjadi salah satu pembalap yang tampil konstan dan penuh konsentrasi tinggi di GP Spanyol, Jerez. Rider andalan Yamaha ini pun finis terdepan pada seri kedua MotoGP 2011 ini.

Jorge Lorenzo mampu mengambil alih balapan, setelah memanfaatkan beberapa insiden yang menimpa para rivalnya. Seluruh pembalap harus berjuang keras memacu motor di lintasan yang licin. Penggunaan ban basah juga menjadi kontradiktif di akhir balapan, dimana lintasan sudah mongering.

Rekan Lorenzo, Ben Spies terjatuh menjelang akhir balapan. Rider Honda Gresini Marco Simoncelli juga jatuh saat memimpin. Valentino Rossi dan Casey Stoner harus bersenggolan dan jatuh, saat Rossi coba melakukan overtaking dari arah dalam saat tikungan. Cal Crutchlow, Randy de Puniet dan Karel Abraham juga terjatuh.

"Benar-benar sulit untuk menjaga fokus dan konsentrasi saat melihat beberapa pembalap terjatuh," kata Lorenzo seperti dilansir Autosport, Senin (4/4/2011).

"Setiap lap yang saya lalui, ban semakin berada dalam kondisi yang lebih buruk. Akibatnya, saya harus memastikan setiap sudut tikungan di mana saya harus memperlambat laju motor,” lanjut juara dunia musim lalu ini.

Lorenzo pun memilih menjaga posisinya saat sudah memimpin jauh di depan, mengungguli rider Hond Repsol Daniel Pedrosa.

"Saya terus menjaga konsentrasi setelah melihat pembalap lain berjatuhan. Tidak mudah karena balapan ini cukup panjang. Kami bisa menang kedua kalinya di Jerez, yang saya anggap sebagai sirkuit terbaik di dunia."

Seperti di tahun lalu, Lorenzo merayakan kemenangan di rumahnya sendiri dengan berhenti saat melakukan victory lap dan melompat ke danau yang ada di tengah sirkuit Jerez.

Kemenangan Pertama Lorenzo di Trek Basah

JEREZ, (PRLM).-Seri kedua MotoGP 2011 yang berlangsung di Jerez, Spanyol dimainkan dalam kondisi trek basah sehingga menyebabkan sejumlah pembalap mengalami kecelakaan jatuh dari motornya selama berlangsungnya lomba sebanyak 27 putaran.

Praktis dengan jatuhnya Casey Stoner dan Valentino Rossi dalam persaingan untuk memperebutkan posisi pertama, membuat Jorge Lorenzo tak mendapatkan pesaing yang sepadan dan seakan mendapat durian runtuh setelah Marco Simoncelli yang sempat memimpin balapan juga ikut terjatuh dari motor RC212V-nya. Kemenangan "Por Fuera" di GP seri

Jerez merupakan kemengangan pertama di musim balapan MotoGP 2011 sekaligus kemenangan pertama di perlombaan trek basah atau 'wet race' di sepanjang karir balapan profesionalnya.

Tim "garpu tala" nyaris meraih podium kesatu dan kedua andai Ben Spies tak mengalami kecelakaan di putaran akhir setelah berhasil menyalip "The Little Spaniard". "The Texas Terror" akhirnya gagal naik podium di musim pertamanya bersama tim pabrikan Yamaha setelah ban motor YZR-M1 nya mengalami aus serta trek licin yang menyebabkan motornya kehilangan traksi ban depan dan meluncur keluar jalur balapan.

"Seri balapan ini adalah salah satu seri balapan yang saya jalani dengan sabar. Kemenangan ini merupakan kemenangan besar bagi kami, saya merasa begitu baik. Kemenangan ini merupakan pertama kalinya saya menang di trek basah. Sekarang kita melanjutkan pekerjaan untuk menyempurnakan motor, meraih angka sebanyak mungkin," kata pembalap tim pabrikan Yamaha Jorge Lorenzo, seperti dikutip situs resmi MotoGP.

"Raja Spanyol mengatakan kepada saya bahwa dia akan membawa keberuntungan bagi saya setelah kami bertemu pada Februari lalu di Madrid, dia benar! Dengan persaingan begitu ketat pada tahun ini, saya tak pernah membayangkan untuk memimpin kejuaraan setelah dua balapan. Saya sangat senang telah memenangi balapan akhir pekan ini,"katanya.

Ben Spies, Seperti Lorenzo 2 Tahun Lalu

Terjatuhnya rider Yamaha, Ben Spies, di MotoGP Spanyol mengingatkan pada masa-masa sulit yang dialami Jorge Lorenzo sebelum akhirnya menjadi juara dunia MotoGP pada 2010.

Dua kali melakoni seri MotoGP musim ini, Ben Spies belum menampilkan performa yang signifikan. Di seri terakhir MotoGP Spanyol di Sirkuit Jerez, Minggu 3 April 2011, rider asal Amerika Serikat itu mengalami nasib lebih tragis. Ia terjatuh tiga lap jelang finis.

Saat itu, Spies masih berada di posisi 2 di belakang juara dunia bertahan Jorge Lorenzo. Terjatuhnya Spies di Sirkuit Jerez de la Frontera sekaligus menggagalkan rencana pesta tim Yamaha untuk finis di posisi 1-2.

"Musim ini menjadi musim untuk belajar bagi Ben Spies. Ia seperti Lorenzo 2 tahun lalu. Dulu, Lorenzo juga beberapa kali terjatuh saat tampil bagus dan memimpin lomba," kata Marketing Communication Yamaha Indonesia, Paulus S Firmanto, menggambarkan pembalap yang disponsorinya itu.

Penampilan Spies memang mengingatkan kepada Lorenzo, 2 tahun lalu. Melakoni debut di pentas MotoGP pada 2008 setelah menjadi juara dunia kelas 250cc pada 2006 dan 2007, Lorenzo harus berjuang keras pada musim MotoGP 2009.

Ia sudah mampu bersaing dengan pembalap sekelas Valentino Rossi, Casey Stoner (juara dunia 2007), maupun kompatriotnya yang lebih dahulu tampil di MotoGP, Dani Pedrosa. Lima kali meraih pole position, 12 kali podium dan 4 kali juara seri menunjukkan Lorenzo mampu bersaing.

Sayangnya, penampilan apik Lorenzo tak diimbangi pengendalian emosi dan pengaturan strategi yang bagus di tengah peluang sangat terbuka menjadi juara dunia. Akhirnya, Lorenzo hanya finis di posisi runner up di belakang Valentino Rossi. Kondisi serupa juga dialami Spies.

Promosi

Ini menjadi musim ketiga bagi Spies di pentas MotoGP. Pada 2008, pembalap kelahiran Germantown, Tennessee, AS, 26 tahun lalu ini tampil sebagai wild card menggantikan pembalap Suzuki, Loris Capirossi di GP Inggris. Spies start dari posisi 8 dan finis di posisi 14 untuk langsung mendapatkan poin pertamanya di MotoGP. Ia juga finis di posisi 8 di Laguna Seca dan 6 di Indianapolis.

Sayangnya, penampilan menjanjikan Spies tak membuat Suzuki serta merta mengontraknya jadi pembalap permanen. Spies pun kembali membalap di AMA Superbike dan menjadi juara 2008.

Setahun berikutnya, Spies kembali membalap di Superbike, tapi kali ini di pentas World Superbike (WSBK). Tampil bagus di WSBK, Spies menerima tawaran Yamaha untuk menggantikan posisi James Toseland di Yamaha Tech 3 untuk balapan musim 2010. Spies memulai persiapan untuk musim 2010 dengan tampil bersama tim Yamaha Sterilgarda di seri terakhir MotoGP Valencia, November.

Hijrah ke MotoGP, bukan berarti Spies kehilangan fokus di Superbike. Ia menutup Superbike 2009 dengan menjadi juara dunia.

2010 menjadi pengalaman pertama Spies di MotoGP. Ia tampil impresif dengan finis di posisi 5 GP pembuka di Qatar. Ini menjadi raihan terbaik Spies di MotoGP sebelum meraih podium pertama di GP Inggris di posisi 3. Penampilan Spies semakin memukau dengan meraih pole position di GP AS dan finis di posisi 2. Finis di posisi 6 di akhir musim menobatkan Spies menjadi debutan terbaik alias Rookie of The Year MotoGP 2010.

Musim ini, Spies promosi dari tim satelit Yamaha Tech 3 ke tim utama Yamaha Racing mendamping Lorenzo. Tentu, ini menjadi pengalaman baru baginya. Seperti penuturan Communication Manager Yamaha, William Favero, musim ini timnya memberikan setelan baru baik di motor Spies maupun Lorenzo.

“Saya memang masih harus belajar banyak di MotoGP. Setelan motor dan cara membalap di Superbike dan MotoGP sangat berbeda,” ujar Spies seusai terjatuh di Sirkuit Jerez kepada wartawan termasuk VIVAnews yang berkesempatan menyaksikan langsung MotoGP Spanyol.

Rossi Jelaskan Insiden Dia dan Stoner

JEREZ, KOMPAS.com — Seri kedua MotoGP 2011 di Sirkuit Jerez, Spanyol, Minggu (3/4/2011), menghadirkan drama karena tujuh pebalap mengalami kecelakaan. Dari sejumlah insiden tersebut, Valentino Rossi dan Casey Stoner juga terlibat karena mereka bersenggolan di tikungan pertama pada lap ketujuh.


Ini benar-benar kesalahan saya dan saya harus meminta maaf kepada Casey. Saya tahu bahwa dia pasti sangat marah karena dia sama sekali tak membuat kesalahan. Saya langsung pergi minta maaf.
-- Valentino Rossi

Saat akan mendahului pebalap Repsol Honda itu dari sisi dalam, motor Rossi tergelincir dan jatuh sehingga Stoner yang persis di sampingnya harus ikut menanggung akibatnya. Kedua pebalap terjatuh dan bisa bangun lagi, tetapi Stoner langsung masuk garasi, sedangkan Rossi mampu meneruskan balapan dan finis di posisi kelima.

Tentang insiden ini, Rossi sudah meminta maaf kepada Stoner. Seusai balapan, "The Doctor" mendatangi garasi Honda untuk menyatakan rasa bersalahnya. Kini, Rossi memberikan keterangan lebih lanjut tentang apa yang terjadi sehingga dia "mengeluarkan" Stoner dari balapan di sirkuit yang sedang basah tersebut.

Menurut Rossi, sebenarnya dia tak berusaha untuk menyalip Stoner ketika mereka memperebutkan posisi kedua di GP Spanyol itu. Akan tetapi, perbedaan waktu dalam melakukan pengereman membuat kecelakaan tak terhindarkan.

Rossi mengawali balapan dengan sangat bagus. Start dari posisi ke-12, dia langsung naik satu strip dan terus merangsek ke depan. Pada lap ketujuh, dia sudah berada di barisan depan dan punya peluang besar untuk melewati Stoner, yang waktu itu menempati posisi kedua di belakang pebalap Gresini Honda, Marco Simoncelli.

Sayang, saat akan mendahului Stoner di tikungan, dia terjatuh dan terjadilah insiden tersebut. Padahal, menurut Rossi, dia berusaha mengerem untuk menghindari senggolan dan berharap Stoner kembali berada di depan.

"Ketika saya berada di belakang Stoner, saya tidak ingin menyalipnya waktu pengereman. Namun, saya mengerem sedikit lebih dalam dibanding dia, dan saya datang terlalu cepat sehingga tidak punya cukup ruang untuk belok dari sisi luar sehingga saya mencoba untuk lewat sisi dalam untuk mengurangi masalah pada kami berdua. Namun sayang, roda depan tergelincir dan saya juga menyeretnya keluar," urai Rossi.

"Ini benar-benar kesalahan saya dan saya harus meminta maaf kepada Casey. Saya tahu bahwa dia pasti sangat marah karena dia sama sekali tak membuat kesalahan. Saya langsung pergi minta maaf."

Ketika Rossi pergi meminta maaf kepada Stoner di pit Honda seusai balapan, kamera televisi sempat merekam sedikit percakapan dua pebalap tersebut. Stoner bertanya kepada Rossi mengenai kondisi bahunya, dan pebalap Australia tersebut mengatakan bahwa "ambisi melebihi bakatnya". Rossi hanya tertawa mendengar komentar rivalnya tersebut.

"Saya tidak tahu, mungkin dia tidak tahu persis siapa saya!" ujar Rossi kepada televisi Italia1. "Tapi tidak apa-apa, itu cukup adil, dia pasti marah dan saya pun mungkin demikian. Saya telah melakukan kesalahan dan bagi saya itu sangat penting untuk meminta maaf. Saya tidak begitu tertarik pada apa yang dikatakannya."

Mengenai jalannya balapan, Rossi sangat yakin dia punya kesempatan menjadi pemenang seandainya tidak mengalami kecelakaan. Meskipun demikian, juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut tetap senang bisa finis di urutan kelima.

"Ketika lintasan basah, saya berhasil membukukan lap tercepat. Jadi, saya punya kesempatan yang bagus untuk memenangi balapan," ungkap Rossi.

"Pada akhirnya, tempat kelima adalah hasil yang positif bila berada di lintasan kering. Namun, di lintasan basah, kami lebih kompetitif. Cuaca saat balapan membuat kami beruntung, dan cuaca itu memberi kami kesempatan besar untuk meraih kemenangan pertama atau podium pertama dengan Ducati. Sayang, saya membuang kesempatan ini dengan melakukan sebuah kesalahan."

Tentang kondisi bahunya, yang sedang dalam proses penyembuhan akibat kecelakaan motokros pada awal tahun lalu, Rossi mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah masalah besar ketika tampil di sirkuit basah.

"Di trek basah saya bisa mengendarai motor 100 persen dengan kondisi bahu yang sekarang," ungkap Rossi. "Saya bisa mengerem dengan kondisi mataku bisa mengatakan untuk mengerem. Usaha pada bahu saat belapan di trek basah jauh lebih kecil lantaran cengkeraman ban kurang. Ini membuat saya optimistis."

Minggu, 03 April 2011

Drama di Jerez Korbankan 7 Pebalap

JEREZ, Kompas.com - Balapan di Sirkuit Jerez, Spanyol, Minggu (3/4/11), yang dimenangkan oleh pebalap Yamaha Jorge Lorenzo, menghadirkan sejumlah drama. Pasalnya, pada seri kedua MotoGP 2011 tersebut terjadi tujuh kecelakaan. Licinnya trek akibat diguyur hujan sejak pagi hari membuat tujuh pebalap tersebut menjadi korban.

Casey Stoner (Repsol Honda) dan Valentino Rossi (Ducati) menjadi korban pertama. Setelah itu, giliran Marco Simoncelli (Gresini Honda) yang jatuh saat memimpin jalannya lomba, disusul Randy de Puniet (Pramac Ducati), Ben Spies (Yamaha), Colin Edwards (Yamaha Tech 3), dan Karel Abraham (Cardion Ducati). Dari tujuh korban tersebut, hanya Rossi dan Abraham yang bisa mencapai garis finis untuk menyelesaikan lomba.

Sejatinya, lomba yang berlangsung 26 lap tersebut bakal berlangsung ketat dan seru. Apalagi, Rossi yang harus start dari posisi 12 karena tampil buruk saat kualifikasi kemarin, memberikan tontonan yang menarik. "The Doctor", yang memiliki rekor bagus di Jerez (sudah enam kali menjadi juara kelas primer di sirkuit ini), melakukan start dengan manis sehingga langsung bergabung dengan para pebalap di depan.

Drama mulai tersaji pada lap keenam, ketika Simoncelli sudah berada di posisi depan setelah menyalib Lorenzo dan Stoner. Ketika itu, Rossi, yang mencatat fastest lap mulai menyodok ke depan dengan melewati Lorenzo untuk menempati posisi tiga. Memasuki tikungan pertama, Rossi bermanuver lagi agar bisa naik ke urutan dua dengan berusaha melewati Stoner.

Saat sedikit berada di depan Stoner, motornya tergelincir sehingga kehilangan kontrol, yang membuat jatuh. Stoner yang berada persis di belakang tak bisa menghindar, sehingga terjadilah kecelakaan beruntun. Rossi terseret ke gravel dengan posisi tertindih motornya. Meskipun demikian, pebalap Italia ini bisa berdiri usai ditolong para petugas dan melanjutkan lomba, sedangkan Stoner langsung istirahat--Rossi akhirnya pergi ke garasi Honda untuk meminta maaf kepada Stoner.

Kecelakaan tersebut memberika keuntungan kepada Simoncelli, yang unggul lebih dari dua detik atas Lorenzo. Pebalap Italia tersebut tampaknya akan meraih kemenangan pertama di arena MotoGP dan menjadi pebalap pertama sebuah tim satelit yang bisa naik podium nomor satu sejak Toni Elias membawa tim Gresini menjuarai GP Portugal pada tahun 2006.

Sayang, impian pebalap rambut jabrik ini, yang disebut-sebut sebagai pengganti Rossi, harus pupus di lap ke-12. Simoncelli harus membayar mahal sebuah kesalahan yang dilakukannya saat menikung, karena motornya jauh dan dia terpental. Meskipun berusaha memaksakan diri untuk meneruskan lomba, tetapi kondisi motor tak memungkinkan sehingga dia terpaksa kembali ke garasi.

Hilangnya sejumlah pebalap top tak membuat persaingan menjadi berkurang. Giliran Spies yang unjuk gigi. Rekan setim Lorenzo ini meramaikan persaingan di barisan depan ketika bertarung dengan Pedrosa. Akhirnya, mantan juara dunia Superbike tersebut berhasil mengalahkan Pedrosa, untuk menempatkan Yamaha di posisi 1-2. Tetapi, komposisi itu berubah saat balapan tersisa tiga lap lagi. Spies pun tak "betah" di atas trek basah tersebut sehingga dia tergelincir dan gagal melanjutkan balapan.

Rupanya, korban akibat licinnya trek tersebut tak berhenti di situ. Pada lap ke-25 giliran Edwards yang mengalami nasib naas, karena dia pun harus meninggalkan perlombaan meskipun sudah berada dalam posisi untuk naik podium nomor tiga. Ini memberikan keuntungan kepada rekan setim Rossi, Nicky Hayden, yang akhirnya bisa naik podium nomor tiga, sehingga menjadikan podium GP Spanyol ditempati oleh tiga tim berbeda, yakni Yamaha, Honda dan Ducati.

Jerez Milik Lorenzo

JEREZ – Jorge Lorenzo tampil sempurna saat menaklukkan Sirkuit Jerez. Di tengah sengitnya perburuan podium, Lorenzo keluar sebagai pemenang, Minggu (3/4/2011).

Tampil di hadapan ribuan pendukungnya pada seri kedua MotoGP Spanyol, Lorenzo sudah menekan sejak lap awal. Di atas lintasan basah, Stoner memimpin balapan setelah sukses mengamankan pole position kemarin.

Lorenzo, yang menempati start kedua justru bisa mengambil alih tempat pertama di sisa 15 lap terakhir. Diikuti Dani Pedrosa dan Ben Spies. Penampilan Marco Simoncelli dan Valentino Rossi juga layak diacungi jempol.

Keduanya mampu melesat ke urutan terdepan. Simoncelli bahkan sempat memimpin lomba dan disusul Stoner, kemudian Lorenzo. Rossi yang terus menguntit terus menteror Lorenzo yang berada di depannya.

Sayang, nasib nahas justru menimpa Rossi dan Stoner. Keduanya bertabrakan dan jatuh ke pembatas. Rossi kembali ke lintasan, sementara Jerez tampaknya masih menjadi mimpi buruk untuk Stoner. Pembalap Australia tak mampu melanjutkan balapan karena motor mengalami masalah.

Pertarungan sengit juga ditunjukkan Pedrosan dan Spies uang memperebutkan posisi empat. Pedrosa yang menenangi pertempuran kemudian memberikan tekanan kepada Nicky Hayden di urutan tiga.

Pertarungan kian memanas saat Simoncelli yang asyik memimpin lomba harus terjatuh. Sialnya, pembalap kribo itu tak bisa melanjutkan balapan dan menyerahkan posisi terdepan kepada Lorenzo dan diikuti Pedrosa.

Perebutan posisi tiga juga kian menarik menjelang akhir balapan. Spies yang nyaris mengamankan podium terakhir harus terjatuh. Posisi tiga pun diambil alih Collin Edwards. Sialnya, Edwards pun harus menyerah di lintasan basah, dan Hayden berhak mendapat podium di Jerez.

Hasil lengkap:

Rank Pembalap Tim Waktu
1 Jorge Lorenzo Yamaha 50:49.046
2 Dani Pedrosa Honda HRC 19.339
3 Nicky Hayden Ducati MotoGP 29.085
4 Hiroshi Aoyama Honda Gresini 29.551
5 Valentino Rossi Ducati MotoGP +01:02.227
6 Hector Barbera Ducati Aspar +01:08.440
7 Karel Abraham Ducati Cardion AB +01:14.120
8 Cal Crutchlow Yamaha Tech 3 +01:19.110
9 Toni Elias Honda LCR +01:42.906
10 John Hopkins Suzuki MotoGP +01:48.395
11 Loris Capirossi Ducati Pramac +01:51.876
12 Andrea Dovizioso Honda HRC
13 Colin Edwards Yamaha Tech 3 +01:32.0
14 Ben Spies Yamaha DNF
15 Randy de Puniet Ducati Pramac DNF
16 Marco Simoncelli Honda Gresini DNF
17 Casey Stoner Honda HRC DNF